MENGENDALIKAN HAMA GANJUR (PENTIL)

Salam pertanian !! Jumpa lagi dengan maspary di Gerbang pertanian di topik “Mengendalikan hama ganjur (pentil)”. Mungkin rekan-rekan petani masih ada yang asing dengan hama ganjur ya ? Memang biasanya untuk hama ganjur ini punya nama daerah yang beda-beda. Beberapa istilah untuk hama ganjur antara lain : hama pentil, hama mentil, hama bawang, hama mendong, dengan nama latin Orseolia oryzae (Wood-Mason). Hama ganjur umumnya bukanlah merupakan hama utama padi di Indonesia. Hama ini hanya sedikit merugikan, sangat bersifat lokal, dan hanya terjadi pada musim-musim tertentu. Serangan ganjur dapat terjadi sejak pertanaman masih di pembibitan sampai tanaman mencapai fase primordia. Walaupun tidak begitu merugikan bagi petani padi tapi maspary tetap memosting artikel ini untuk sebagai sumber informasi dan penambah wawasan bagi Petani Indonesia.

Bioekologi hama ganjur Orseolia oryzae (Wood-Mason) :

Telur:
Berbentuk lonjong, berwarna putih bening sampai orange, panjang 0,5 mm dan lebar 0,2 mm.
Ngengat betina mampu bertelur 100 - 200 butir, telur diletakkan terpencar/dalam kelompok yang terdiri dari 3-4 butir. Sekitar 60-70% telur terletak pada pelepah daun dan sisanya pada helaian daun.

Larva:
Berwarna orange, panjang sekitar 1,3 mm, larva merayap menuju titik tumbuh melalui celah diantara jaringan titik tumbuh dan larva masuk dengan membentuk rongga, biasanya pada satu tunas dijumpai 1 larva.

Pupa:
Berwarna pucat dan pada saat menjelang imago akan berwarna merah jingga, pada pupa terdapat duri-duri, panjang pupa sekitar 2,5 mm, pra-pupa bergerak menuju ke arah ujung puru dengan menggunakan deretan duri pada tubuhnya.

Imago/ngengat:
Serangga dewasa ganjur menyerupai nyamuk kecil, tidak kuat terbang sehingga penyebaran sangat terbatas. Serangga ini aktif pada malam hari dan sangat tertarik cahaya.Berwarna merah cerah/merah kusam, ukuran sebesar nyamuk, siklus hidup 26-35 hari, aktif pada malam hari dan tertarik cahaya lampu.

Ngengat hidup dengan menghisap embun yang terdapat pada permukaan daun.
Nisbah kelamin jantan/betina adalah 4:1, betina hanya kawin sekali. Serangga ganjur hanya menyerang tanaman pada fase vegetatif, akibat serangan daun menjadi puru (pentil) dan tidak menghasilkan malai. Maspary berharap diawal musim hujan ini rekan-rekan Petani untuk waspada adanya serangan hama ganjur/ pentil karena biasanya serangga dewasa muncul pada awal musim hujan, sebelum berkembang biak pada tanaman padi serangga ganjur sudah melalui 1 atau 2 generasi pada rerumputan, satu musim dapat mencapai 3-4 generasi.

Imago-hama-ganjur

Gejala serangan hama pentil/ ganjur:

Gejala khas ganjur adalah tunas padi yang tumbuh menjadi bentuk pentil atau daun bawang, dengan panjang bervariasi, 15-20 cm. Anakan yang terserang ganjur tidak mampu menghasilkan malai. Larva serangga ganjur memakan tanaman padi pada titik tumbuh yang menyebabkan daun tumbuh berbentuk gulungan seperti daun bawang (puru/pentil). Pada titik tumbuh inilah larva makan dan berlindung sehingga titik tumbuh rusak. Timbulnya puru diduga disebabkan oleh senyawa kimia yang dihasilkan oleh larva pada saat memakan titik tumbuh.

Puru mulai tampak 3-7 hari setelah larva mencapai titik tumbuh, puru yang telah berkembang sempurna berdiameter 1-2 mm dan panjang 10 - 30 mm. Perkembangan optimum terjadi pada kelembaban nisbi 80% suhu antara 25 - 30 derajat C, cuaca mendung dan hujan gerimis. Serangan berat terjadi pada musim hujan terutama untuk tanaman yang terlambat tanam, umumnya dijumpai didaerah sawah irigasi maupun tadah hujan.

gejala-serangan-ganjur


Cara Pengendalian hama ganjur:

  1. Pengaturan tanam lebih awal sehingga pada saat kelembaban tinggi tanaman sudah masuk fase generatif. Upaya penanaman dini perlu dilakukan secara serentak. Ini merupakan pengendalian yang utama menurut maspary
  2. Atur jarak tanam supaya tidak terlalu rapat. Menurut maspary jarak tanam renggang  adalah 25 x 30 cm  dengan jumlah bibit 2 - 3 bibit.
  3. Penyiangan perlu dilakukan untuk menekan perkembangan hama ganjur. 
  4. Alternatif pengendalian yang lain terhadap hama ganjur menurut maspary adalah dengan lampu perangkap. Hama ganjur dewasa tertarik terhadap cahaya, oleh karena itu pasang lampu perangkap untuk menangkap ganjur dewasa.
  5. Bila terjadi serangan berat gunakan insektisida sistemik berbahan aktif fipronil atau dimehipo. Bisa juga gunakan insektisida granular yang berbahan aktif karbofuran dengan cara disebarkan.

(sumber:www.saungurip.blogspot.com

Untuk pertemuan yang akan datang maspary akan memosting tentang hama-hama penting tanaman padi. Untuk itu jangan lupa selalu berkunjung ke Gerbang Pertanian.  Dan tidak lupa maspary berharap smoga artikel tentang cara mengendalikan hama ganjur (pentil) ini bisa bermanfaat bagi Petani Indonesia.

Sukses Petani Indonesia !!

         Maspary

Comments

Popular posts from this blog

PILIH VIRTAKO APA PREVATHON ?

MENGENDALIKAN HAMA KEPINDING TANAH/ KETUPLUK

GEJALA SERANGAN ULAT DAN BELALANG APA BEDANYA